Senin, 22 Desember 2014

HARI IBU

BUNDA. Panggilan paling cantik untuk seseorang yang telah melahirkan pahlawan di dunia ini. Aku tidak akan menjadi apa-apa tanpa perhatian Bunda. Aku tidak akan pernah berpikir untuk hidup lagi kalau bukan karena kasih sayang bunda yang tidak boleh kusia-siakan. Sudah banyak lagu lagu yang diciptakan langsung untuk Bunda. Bunda paham, adinda mu ini bukanlah seorang penyanyi. Hanya seorang  pelajar yang mampu menulis dan mengungkapkan semua melalui kata-kata.
Aku tidak memiliki ingatan yang kuat untuk mengingat apa yang kau telah berikan padaku. Namun aku percaya bahwa sedari dulu kau menyayangiku dengan kasih sayang sehingga aku bisa berdiri kuat. Kau selalu bilang bahwa tak ada yang perlu ku khawatirkan. “Tenang, ada Bunda.” Mungkin itu yang akan selalu kuingat walaupun nanti kau telah tiada. Aku sempat belajar betapa susahnya melahirkan. Aku semakin bersedih kalau nanti aku tak bisa membahagiakanmu.
Aku teringat waktu kau melarangku untuk tidak makan sembarangan. Aku belajar di sekolah ternyata makanan yang kau larang dulu sangat berbahaya  untuk kelangsungan hidupku. Maafkan aku Bunda, mungkin sudah banyak pikiran negatif yang telah terangkum saat kau melarangku ini itu.
Kau selalu melarangku untuk menangis. Sudah saatnya aku mulai membahagiakanmu. Terimakasih bunda atas tetesan air mata saat kau melihat ku lahir di dunia ini. Terimakasih bunda atas lenganmu yang selalu menuntunku untuk berdiri. Terimakasih Bunda atas kelembutan hatimu saatku nakal dan agar aku tidak dimarahi Ayah. Terimakasih Bunda. Habis kata aku mengenang semua yang telah kau berikan. Sekali lagi terimakasih Bunda. Karang pun akan mengalah jika disuruh memecahkan harapanmu. Padi akan selalu merunduk jika kau telah menjatuhkan keputusan untuk ku. Langit akan ikut bersedih saat kau mengkhawatirkanku. Maafkan aku Bunda. Terimakasih []